Sabtu, 12 Oktober 2013

dalam diam

da Teman pengganti Deg deg deg…..hatiku berdetak seakan ada petir yang menyambar tubuh ini. Seakan mati rasa.. Dan beku tak mampu bergerak. Dan….tak terasa airmata ini jatuh dan menetes perlahan membuat tatapan ku kabur dan limbung….!!!! Tak bisa lagi ku dengar dengan jelas ucapannya. Semua seperti selentingan bunyi yang membuat telinga ku berdenging.. Untuk beberapa saat ku rasakan waktu berhenti. Hingga ku rasakan ada sentuhan lembut yang membangunkan driku dari situasi yang menghimpitku. “ Hai kamu knpa?” ucap Tia kepada ku. Ku cuma diam tak bisa bereaksi. Ku hanya mampu tersenyum pahit. “ Halo….????” Tegur nya sekali lagi dengan rasa penasaran yang mulai muncul. Dan ku balas dengan sebuah ucapan yang sedikit tertahan ditenggorakan..” Tak ada kok..” . Pertemuan itu adalah pertemuan terakhir diantara kami berdua. Kini semua harus terpisah oleh ruang dan waktu yang tak sedikit. Tak terasa hampir 6 bulan berlalu. Tapi tak membuat ku bangun dan tetap bersemangat untuk menikmati masa-masa indahnya seragam putih abu-abu. Semua rasa penasaran, tak rela dan kecewa karena kepergiannya yang begitu egois masih tetap menjadi tembok penghalang. Sedangkan dia dengan tanpa rasa berdosa menikmati hidupnya. Tapi ini tak membuat ku menghilangkan ingatan tentangnya. Semuanya masih tersimpan rapi dalam hati ku yang paling dalam. Saat ku menghilangkan kejenuhan dari rutinitas dunia sekolah dengan menyisir pantai yang agak jauh dari rumah. Ku rasakan kedamaian yang tak pernah kurasakan selama ni. Seakan diriku diinstal ulang. Angin yang berhembus dan hempasan ombak membuat diriku terhanyut dan terseret…kedalam pusaran air laut..yang tak terduga telah sampai kelutut ku Air dengan perlahan tapi pasti mulai naik melahap tubuh ku. Kini semua kenangan tentang driku dan Tika terbayang jelas… Saat-saat kami bercanda bersama. Bergurau dan menikmati waktu-waktu yang sangat istimewa, hingga saat yang paling menyedihkan. Saat Tika menyuruhku mencari sosok yang lain setelah kepergiannya. Saat itu tepat jalinan persahabatan kami berusia 5 tahun. Kami merayakan di tempat favorit kami berdua yaitu ditepian danau yang tenang dengan hamparan pepohonan rimbun. Bagi ku itu cuma gurauan semata karena dia sering bersikap seperti itu. Hingga ku anggap sebagai hisapan jempol. Setelah kejadia itu. Hubungan kami makin renggang. Ia kini sering menghilang tanpa pernah memberikan kabar. Kini Tika semakin tertutup dan seakan menghindariku. Wajah tampak pucat walau pun senyuman masih terhias dibibir mungilnya. Namun itu terkesan terpaksa. Pernah suatu kali ku memaksanya untuk mengatakan mengapa ia bersikap seperti itu???? Namun ia hanya diam dan langsung pergi dan meninggalkan sebuah nota “ Teman Pengganti”. Ku membacanya berulang-ulang dan tetap tak mengertia apa maksudnya. *** Deg… lamunan ku buyar karena kurasakan air telah sampai dileher ku dan siap-siap masuk kemulutku. Dan dengan cepat ku tersadar dan kini ku telah berada di hampir tengah laut. Ku berusaha untuk berenang ke tepi namun tak mudah karena gelombang dan angin yang kuat seakan tak mengizinkan ku untuk menjauh dari air laut yang siap menerkam ku.. Setelah sekian menit berlalu, ku tak juga berhasil ketepi hingga tenaga ini sudah terkuras habis. Dengan sedikit tersamar-samar ku melihat sosok gadis yang sedang tersenyum kepada sebelum ku hilang kesadaran dan hitam pun menjelma. *** Ditengah hiruk pikuknya lalu lintas ku mengejar sosok gadis yng berlari dengan menggunakan baju putih. Ia kini berhenti dan kami saling memandang. Ia terlihat bahagia dan tersenyum ramah . lalu ia berkata “ Selamat Tinggal Ya, Kamu Hrus Kuat Ya..???” kemudian ia hilang dengan tiba-tiba seakan tak memberikan ku berkata dan bertindak… *** Dan.. Kini ku membuka mata dengan perlahan. Dengan perlahan ku mulai mencari tau dimana diriku. Benarkah ku cuma bermimpi tadi. Tapi kurasakan sangat nyata. Dan masuk suster…. “ Mukjizat memang nyata, selamat datang kembali..???” ia berkata dengan penuh rasa bahagia… Terlihat ibu dan ayah merangkul ku…” Radit…kamu akhirnya bangun juga..!!!”. “Terima kasih…ya allah telah meberikannya kesempatan kedua..!!!!” ucap ayah… *** Sedekit butuh waktu untukku memahami semua ni. Kini ku baru tau, bahwa ku koma hampir 3 minggu karena ku hampir tenggelam di pantai. Kini ku merakan perasaan yang aneh…tentang yang terjadi, karena bagiku ini cuma mimpi… saaat ku mulai mencari jawaban atas pertanyaan tersebut… datanglah Ibu dengan membawa sepucuk surat dan sebuah kotak musik, yang sangat ku kenal….!!!! Ya itu milik Tika karena ku yang menghadiahkan saat ulangtahunnya 5 tahun yang silam.. Tapi mengapa kok Ibu yang memegangnya..???/ Kemana Tika …???? Kok dia tega tak mengunjungi ku..??? Belum sempat pertanyaan itu terjaawab . Ibu telah duduk disampingku…dan berkata dengan perlahan..”Ini ada titipan untuk mu…kamu harus kuat ya?”. Kemudian ibu memberikan sepucuk surat itu dan dengan perlahan ku buka surat tersebut..dan ku baca. Untuk sahabat ku.. My soulmates… Mungkin saat ini kamu membenci ku.. Mungkin kamu marah.. Mungkin kamu kecewa Mungkin juga tak mau mengenal ku lgi.. Radit Anugaya… Kamu tetap sahabatku dan juga pengisi hidupku karna dirimu tak pernah hilang… Tapi maaf… Ku harus pergi.. Maaf ku menulisnya bukan berkata langsung.. Sungguh ku tak sanggup bila harus begitu.. Karna air mata ini psti tumpah… Jadi ini bentuk permohonan maaf, ucapan terakhir dan salam terakhir utk mu.. Sebelum..ku…????? Radit satu pinta ku.. Tolong cari lah seseorang… Karna waktu ku telah sampai…. Dengan sangat… Ku mohon maaf.. Dan carilah teman pengganti… *** Sungguh ku tak mengerti isi surat Tika. Hingga Ibu menyadari ini semua. Lalu ia membawa diriku kesebuah pemakaman. Sedangkan ku hanya diam seakan ditelan oleh pertanyaan yang menyerbu…!!. Kini langkah Ibu berhenti tepat di sebuah makan yang bertuliskan satu sosok yang sangat ku kenal… Ya yang sangat ku kenal…. dan ku tau itu.. “ Tika Versama Putra.” *** Dan limbung lah ku…. Kini sekali lgi ku limbung…ku rasakan seakan bumi runtuh di pangkuan ku… Kini ku baru tau apa maksudnya dengn menulis kata yang sama” Teman Pengganti” Dan tanpa ku sadar ku teriak dan meluahkan semua yang tertahan selama ini.. 6 bulan kemudian terlihat Radit menabur taburan bunga di atas sebuah makam. Ia kini tampak kuat, dewasa walaupun terlihat sosok kehilangan. “ Kini ku mengerti pa maksudnya, maaf ku tak bisa menemani mu…????” Tapi percayalah kamu tetap di hatiku sampai kapan pun juga… Dan takkan ku cari teman pengganti… Karena dirimu tak pernah terganti….. Wahai sahabat terbaik ku…. *** The End… Karya : Asih lestari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar